What is “Risk” (ISO 31000) ?
"Risk
is the effect of uncertainty on objectives. An effect is a deviation from the
expected—positive and/or negative."
Dalam bahasa Indonesia, definisi tersebut dapat diartikan
sebagai berikut:
"Risiko adalah dampak dari ketidakpastian terhadap tujuan.
Dampak adalah penyimpangan dari yang diharapkan—baik itu bersifat positif
maupun negatif."
Dampak Positif vs Negatif didalam ISO
31000
Dalam
ISO 31000, dampak positif dan negatif merujuk pada hasil atau konsekuensi yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari ketidakpastian atau risiko. Berikut adalah
penjelasan lebih lanjut:
- Dampak Positif:
- Dampak positif adalah
konsekuensi yang menguntungkan atau keuntungan yang dapat dihasilkan dari
suatu risiko.
- Ini mencakup peluang atau
kemungkinan hasil yang baik, seperti pencapaian tujuan dengan lebih
cepat, keuntungan finansial, peningkatan reputasi, atau peluang
pertumbuhan.
- Dalam konteks ISO 31000, dampak
positif juga disebut sebagai "opportunity."
- Dampak Negatif:
- Dampak negatif adalah
konsekuensi yang merugikan atau kerugian yang dapat timbul akibat suatu
risiko.
- Ini mencakup potensi kerugian
finansial, reputasi yang rusak, gangguan operasional, atau ketidakmampuan
mencapai tujuan organisasi.
- Dalam konteks ISO 31000, dampak
negatif juga disebut sebagai "threat."
Dalam praktik manajemen
risiko, organisasi diharapkan untuk tidak hanya fokus pada mengidentifikasi dan
mengelola dampak negatif (risiko), tetapi juga untuk mengambil manfaat dari
dampak positif (peluang) yang dapat muncul. Pendekatan yang holistik terhadap
risiko mencakup penilaian terhadap potensi baik dan buruk yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
ISO 31000 menekankan
perlunya organisasi untuk memahami bahwa risiko dapat memiliki dua sisi, yaitu
potensi keuntungan dan potensi kerugian. Oleh karena itu, manajemen risiko
seharusnya tidak hanya berfokus pada menghindari risiko, tetapi juga pada pengelolaan
risiko secara proaktif untuk mencapai tujuan organisasi dengan lebih baik.
Contoh
kasus
Untuk
memahami konspe dampak positif dan negatif yang dijelaskan diatas berikut
contoh studi kasusnya :
Dalam konteks perbankan, dampak risiko dapat memiliki konsekuensi positif atau
negatif, dan hal ini sesuai dengan definisi risiko dalam ISO 31000. Berikut
adalah contoh studi kasus di sektor perbankan untuk menjelaskan dampak risiko
yang dapat bersifat positif dan negatif:
Contoh Studi Kasus:
Skenario: Penawaran Kredit
Baru
- Positif (Opportunity):
- Deskripsi: Bank
berencana untuk memperluas portofolio kredit dengan menawarkan produk
kredit baru kepada segmen pasar yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.
- Dampak Positif: Jika
pemasaran dan pelaksanaan kredit baru berhasil, bank dapat mengalami
pertumbuhan pendapatan yang signifikan melalui bunga dan biaya layanan.
- Negatif (Threat):
- Deskripsi: Bank
memberikan kredit kepada pelanggan yang kemudian mengalami kesulitan
keuangan, mengakibatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari yang
diperkirakan.
- Dampak Negatif: Adanya
peningkatan risiko kredit dan potensial kerugian finansial karena tidak
dapat mengumpulkan dana kembali dari pelanggan yang gagal membayar.
Skenario: Investasi
Teknologi Baru
- Positif (Opportunity):
- Deskripsi: Bank
menginvestasikan sumber daya besar dalam sistem teknologi baru untuk
meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan pengalaman pelanggan
yang lebih baik.
- Dampak Positif: Jika
investasi tersebut berhasil diimplementasikan, bank dapat meningkatkan
efisiensi, mengurangi biaya operasional, dan memperoleh keuntungan
kompetitif dalam industri.
- Negatif (Threat):
- Deskripsi: Proyek
implementasi teknologi menghadapi kendala dan melebihi anggaran,
mengakibatkan penundaan dan ketidakpastian dalam pencapaian manfaat yang
diharapkan.
- Dampak Negatif: Bank mungkin
mengalami kerugian finansial akibat biaya tambahan dan mungkin kehilangan
keunggulan kompetitif yang diinginkan.
Dalam kedua skenario
ini, dampak risiko (baik positif maupun negatif) dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan organisasi, yang dapat berupa pertumbuhan pendapatan, efisiensi
operasional, atau keunggulan kompetitif. Pemahaman tentang bagaimana
ketidakpastian dapat berkontribusi terhadap hasil yang diharapkan atau tidak
diharapkan adalah inti dari konsep risiko dalam ISO 31000
Apa itu ISO 31000?
ISO 31000 adalah
sebuah standar internasional yang mengatur praktik manajemen risiko. Standar
ini memberikan panduan umum untuk mendesain dan mengimplementasikan proses
manajemen risiko yang efektif dan efisien di dalam suatu organisasi. ISO 31000
membantu organisasi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko
secara holistik, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam mencapai tujuan
dan meminimalkan potensi kerugian.
Manfaat ISO 31000:
- Peningkatan Keputusan: Membantu
organisasi dalam membuat keputusan yang lebih baik dengan mempertimbangkan
risiko secara sistematis.
- Perlindungan Aset: Memberikan
perlindungan terhadap aset organisasi dari potensi kerugian.
- Perbaikan Kinerja: Memungkinkan
organisasi untuk mengidentifikasi peluang dan perbaikan yang dapat
meningkatkan kinerja keseluruhan.
- Peningkatan Kepatuhan: Membantu
organisasi untuk mematuhi regulasi dan standar yang berlaku.
- Peningkatan Reputasi: Mengelola
risiko dengan baik dapat meningkatkan reputasi organisasi.
- Ketahanan Organisasi: Meningkatkan
ketahanan organisasi terhadap perubahan lingkungan dan peristiwa tak
terduga.
Peranan Governance
Peran
Corporate Governance dalam Manajemen Risiko sangat krusial. Corporate
Governance, atau tata kelola perusahaan, adalah kerangka kerja yang mencakup
kebijakan, prosedur, dan praktik-praktik yang digunakan oleh suatu organisasi
untuk mengelola dan mengarahkan kegiatan perusahaan. Dalam konteks manajemen
risiko, Corporate Governance memainkan peran penting dengan memberikan kerangka
kerja dan mekanisme pengawasan untuk memastikan bahwa risiko diidentifikasi,
diukur, dan dikelola secara efektif. Berikut adalah uraian mengenai peran
Corporate Governance dalam konteks Manajemen Risiko:
1. Evaluasi Risiko dan Pengambilan
Keputusan:
- Are we doing the right thing?
- Corporate Governance membantu
dalam menetapkan visi, misi, dan tujuan organisasi, serta menilai apakah
langkah-langkah yang diambil sesuai dengan arah strategis dan nilai-nilai
perusahaan.
- Memastikan bahwa keputusan
manajemen diambil dengan mempertimbangkan risiko dan meminimalkan potensi
dampak negatif.
2. Pengendalian dan Kepatuhan:
- Are we doing it the right
way?
- Corporate Governance menetapkan
struktur organisasi, kebijakan, dan prosedur yang harus diikuti oleh
anggota organisasi.
- Memastikan bahwa proses bisnis
dilakukan dengan memperhatikan kebijakan dan standar etika yang berlaku.
- Mengimplementasikan kontrol
internal untuk mengelola risiko dan memastikan kepatuhan.
3. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja:
- Are we getting them done
well?
- Corporate Governance memberikan
mekanisme pemantauan dan evaluasi kinerja organisasi.
- Memastikan bahwa manajemen
risiko dilibatkan secara berkelanjutan dan efektif dalam semua lapisan
organisasi.
- Melakukan audit dan pemantauan
secara berkala terhadap pelaksanaan manajemen risiko.
4. Mencapai Manfaat yang Diharapkan:
- Are we seeing expected
benefits?
- Corporate Governance membantu
dalam mengidentifikasi dan mengukur manfaat yang diharapkan dari setiap
keputusan atau tindakan.
- Memastikan bahwa manajemen
risiko berkontribusi secara positif terhadap pencapaian tujuan organisasi
dan memberikan nilai tambah.
Elemen-elemen Risiko dalam Organisasi:
- Sumber Risiko (Risk Source): Asal-usul atau
penyebab potensi risiko.
- Penyebab Risiko (Risk
Driver): Faktor atau kejadian yang memicu terjadinya risiko.
- Peristiwa Risiko (Risk
Event): Kejadian konkret yang dapat mengekspos organisasi pada potensi
kerugian atau dampak negatif.
- Dampak Risiko (Risk Impact): Konsekuensi
dari terjadinya risiko pada tujuan organisasi.
- Pemilik Risiko (Risk Owner): Individu atau
entitas yang bertanggung jawab atas manajemen dan pengendalian risiko
tertentu.
Risk Culture dan Jenisnya:
- Vulnerable: Don't Care
- Organisasi cenderung tidak
peduli terhadap risiko.
- Kurangnya perhatian terhadap
potensi kerugian atau dampak negatif.
- Reactive: Blame Culture
- Budaya yang menyalahkan.
- Reaksi terhadap risiko terutama
bersifat menyalahkan ketika terjadi masalah.
- Compliance: Compliance
Culture
- Fokus pada kepatuhan terhadap
kebijakan dan regulasi.
- Prioritas utama adalah
memastikan bahwa organisasi mematuhi peraturan yang berlaku.
- Proactive: Ownership Culture
- Organisasi mengambil tanggung
jawab terhadap risiko.
- Budaya ini mendorong partisipasi
aktif dalam manajemen risiko dan tanggung jawab bersama.
- Resilient: Way of Life
- Resilien atau tahan banting.
- Risiko dianggap sebagai bagian
integral dari kehidupan sehari-hari organisasi, dan organisasi dapat
beradaptasi dengan perubahan dengan baik.
Keseimbangan dalam Risk Culture:
Keseimbangan
dalam Risk Culture melibatkan tiga elemen utama:
- Perilaku terhadap pengambilan
risiko: Bagaimana individu atau organisasi mendekati pengambilan risiko.
- Perilaku terhadap hasil
negatif: Bagaimana individu atau organisasi merespons dan belajar dari hasil
yang kurang positif.
- Perilaku terhadap kepatuhan
kebijakan: Sejauh mana individu atau organisasi mematuhi kebijakan dan
prosedur yang ada.
Terminologi RISK dalam Organisasi:
- Risk Appetite (Selera
Risiko): Jumlah risiko yang bersedia diterima oleh organisasi dalam mencapai
tujuannya.
- Risk Tolerance (Toleransi
Risiko): Tingkat variasi yang dapat diterima dalam mencapai tujuan
organisasi.
- Risk Mitigation (Pengurangan
Risiko): Tindakan untuk mengurangi dampak atau probabilitas terjadinya
risiko.
- Risk Assessment (Penilaian
Risiko): Proses identifikasi, analisis, dan evaluasi risiko.
- Risk Management Framework
(Kerangka Kerja Manajemen Risiko): Struktur untuk mengelola dan
mengendalikan risiko di seluruh organisasi.
Langkah-langkah Implementasi ISO
31000:
Langkah-langkah
implementasi ISO 31000 telah dijelaskan pada respons sebelumnya, yang mencakup:
Deskripsi
Langkah-langkah Implementasi ISO 31000:
1. Penetapan Konteks
Organisasi:
- Deskripsi: Identifikasi faktor-faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi tujuan organisasi. Ini melibatkan
pemahaman mengenai tujuan, karakteristik, dan lingkungan operasional
organisasi.
2. Pemahaman Tentang Risiko:
- Deskripsi: Pemahaman mendalam tentang
risiko-risiko yang mungkin memengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Ini
termasuk identifikasi risiko dan penilaian terhadap probabilitas serta
dampaknya.
3. Pembentukan Kerangka Kerja
Manajemen Risiko:
- Deskripsi: Membentuk struktur dan proses
untuk mengelola risiko. Ini mencakup penentuan kebijakan, prosedur, dan
pembentukan tim manajemen risiko dengan tanggung jawab yang jelas.
4. Komunikasi dan Konsultasi:
- Deskripsi: Membangun komunikasi yang
efektif dan konsultasi dengan stakeholder internal dan eksternal untuk
memastikan pemahaman dan dukungan terhadap proses manajemen risiko.
5. Proses Identifikasi Risiko:
- Deskripsi: Identifikasi risiko-risiko
potensial yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Melibatkan
pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi ancaman dan peluang.
6. Analisis Risiko:
- Deskripsi: Menilai konsekuensi dan
probabilitas dari setiap risiko yang diidentifikasi. Menggunakan metode
analisis risiko untuk mengukur dampak potensial pada tujuan organisasi.
7. Evaluasi Risiko:
- Deskripsi: Menilai tingkat risiko dengan
membandingkannya dengan batas toleransi risiko yang telah ditetapkan.
Menentukan risiko yang perlu diterima atau yang memerlukan tindakan
manajemen lebih lanjut.
8. Tindakan Manajemen Risiko:
- Deskripsi: Menentukan strategi dan
tindakan untuk mengelola risiko. Ini melibatkan pengembangan rencana
mitigasi, transfer, atau penerimaan risiko berdasarkan evaluasi risiko.
9. Pemantauan dan Tinjauan:
- Deskripsi: Memantau dan mengevaluasi
efektivitas strategi manajemen risiko. Melakukan tinjauan berkala untuk
memastikan bahwa langkah-langkah manajemen risiko masih relevan dan
efektif.
10. Dokumentasi dan Pelaporan:
- Deskripsi: Membuat catatan dokumentasi
mengenai identifikasi, analisis, dan tindakan manajemen risiko. Melaporkan
hasil dan pembaruan kepada pihak-pihak terkait.
11. Peningkatan Berkelanjutan:
- Deskripsi: Menerapkan perbaikan
berkelanjutan terhadap proses manajemen risiko berdasarkan hasil
pemantauan dan tinjauan. Memastikan bahwa organisasi dapat belajar dari
pengalaman dan terus meningkat.
12. Pelibatan Pihak Terkait:
- Deskripsi: Melibatkan semua pemangku
kepentingan yang relevan, baik internal maupun eksternal, dalam proses
manajemen risiko. Ini mencakup kolaborasi dan pertukaran informasi yang
terus-menerus.
Studi Kasus: Implementasi ISO 31000 di Bank
ABC:
Sekarang, mari kita terapkan langkah-langkah ini dalam konteks
Bank ABC. Studi kasus ini akan mencerminkan implementasi ISO 31000 dalam
manajemen risiko perbankan. (Ditulis dalam bentuk ringkas)
Bank ABC: Implementasi ISO 31000
Studi Kasus: Implementasi ISO 31000 di
ABC Bank
1. Penetapan Konteks
Organisasi:
- Deskripsi: ABC Bank
memiliki tujuan untuk meningkatkan keberlanjutan keuangan, memperluas
basis nasabah, dan mematuhi regulasi perbankan.
- Langkah:
- Identifikasi tujuan dan sasaran
strategis ABC Bank.
- Evaluasi faktor internal dan
eksternal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, seperti suku bunga,
risiko kredit, dan perubahan regulasi.
2. Pemahaman Tentang
Risiko:
- Deskripsi: ABC Bank
menyadari risiko kredit, risiko suku bunga, risiko operasional, dan risiko
kepatuhan.
- Langkah:
- Identifikasi risiko-risiko utama
dalam operasi perbankan.
- Penilaian terhadap probabilitas
dan dampak risiko yang diidentifikasi.
3. Pembentukan Kerangka
Kerja Manajemen Risiko:
- Deskripsi: ABC Bank ingin
membangun struktur manajemen risiko yang dapat diintegrasikan ke dalam
keputusan strategis.
- Langkah:
- Menetapkan kebijakan dan
prosedur manajemen risiko yang mencakup semua aspek bisnis perbankan.
- Menunjuk tim manajemen risiko
dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan strategis.
4. Komunikasi dan
Konsultasi:
- Deskripsi: ABC Bank
berkomitmen untuk memastikan seluruh staf terlibat dalam proses manajemen
risiko.
- Langkah:
- Mengadakan sesi pelatihan dan
komunikasi tentang manajemen risiko untuk staf.
- Melibatkan karyawan di berbagai
tingkatan dalam proses identifikasi risiko.
5. Proses Identifikasi
Risiko:
- Deskripsi: ABC Bank
mengidentifikasi risiko-risiko seperti risiko kredit, risiko operasional,
dan risiko pasar.
- Langkah:
- Melibatkan tim kredit, tim
operasional, dan tim keuangan dalam sesi identifikasi risiko.
- Membuat daftar risiko-risiko
potensial yang dapat memengaruhi tujuan ABC Bank.
6. Analisis Risiko:
- Deskripsi: ABC Bank
menilai konsekuensi dan probabilitas risiko yang diidentifikasi.
- Langkah:
- Menggunakan metode analisis
risiko seperti analisis historis dan skenario untuk mengukur dampak
potensial.
- Mengkategorikan risiko
berdasarkan tingkat keparahan dan kemungkinan.
7. Evaluasi Risiko:
- Deskripsi: ABC Bank
menilai tingkat risiko yang diidentifikasi dan membandingkannya dengan
toleransi risiko.
- Langkah:
- Membandingkan tingkat risiko
dengan batas toleransi yang telah ditetapkan.
- Menentukan apakah tindakan
manajemen risiko lebih lanjut diperlukan untuk mengurangi risiko ke
tingkat yang dapat diterima.
8. Tindakan Manajemen
Risiko:
- Deskripsi: Setelah
evaluasi risiko, ABC Bank memutuskan tindakan yang diperlukan untuk
mengelola risiko-risiko yang diidentifikasi. Ini mencakup pengembangan dan
implementasi rencana mitigasi serta langkah-langkah pencegahan.
- Langkah:
- Mengembangkan strategi tindakan
yang mencakup mitigasi risiko dan langkah-langkah pencegahan.
- Menetapkan tanggung jawab untuk
setiap tindakan yang diambil.
- Melibatkan tim manajemen risiko
dan unit bisnis terkait dalam pelaksanaan tindakan.
9. Pemantauan dan
Tinjauan:
- Deskripsi: ABC Bank
melakukan pemantauan dan tinjauan berkelanjutan terhadap efektivitas
strategi manajemen risiko yang telah diimplementasikan. Hal ini melibatkan
pengawasan dan evaluasi secara rutin untuk memastikan bahwa risiko
diidentifikasi dan dielola dengan baik.
- Langkah:
- Menetapkan proses pemantauan
yang berkala terhadap kinerja tindakan manajemen risiko.
- Melakukan tinjauan rutin untuk
memastikan relevansi dan efektivitas strategi manajemen risiko.
- Mengadakan sesi evaluasi dan
pembahasan untuk memperbarui strategi manajemen risiko berdasarkan
perubahan dalam lingkungan bisnis.
10. Dokumentasi dan
Pelaporan:
- Deskripsi: ABC Bank
melakukan dokumentasi risiko yang diidentifikasi, tindakan yang diambil,
dan hasil dari strategi manajemen risiko. Pelaporan ini dilakukan secara
teratur kepada pihak-pihak terkait, termasuk dewan direksi dan regulator.
- Langkah:
- Membuat catatan dokumentasi
lengkap tentang hasil analisis risiko, tindakan yang diambil, dan
pemantauan yang dilakukan.
- Melaporkan hasil manajemen
risiko kepada dewan direksi dan regulator sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
11. Peningkatan
Berkelanjutan:
- Deskripsi: ABC Bank
mengintegrasikan siklus perbaikan berkelanjutan ke dalam praktik manajemen
risiko. Proses ini melibatkan evaluasi konstan dan peningkatan terhadap
kerangka kerja manajemen risiko.
- Langkah:
- Menerapkan perbaikan
berkelanjutan berdasarkan hasil pemantauan dan tinjauan.
- Melibatkan tim manajemen risiko
dalam pembahasan mengenai pelajaran yang dipetik dari peristiwa risiko
dan bagaimana meningkatkan respons di masa depan.
12. Pelibatan Pihak
Terkait:
- Deskripsi: ABC Bank
berkomitmen untuk melibatkan pihak terkait eksternal seperti regulator,
auditor, dan pemangku kepentingan lainnya dalam proses manajemen risiko.
- Langkah:
- Menjalin kolaborasi yang aktif
dengan regulator dan mengikuti standar kepatuhan yang berlaku.
- Melibatkan auditor eksternal
dalam proses audit dan evaluasi manajemen risiko.
Dengan melengkapi
langkah-langkah ini, ABC Bank dapat memastikan bahwa praktik manajemen risiko
mereka terus berkembang dan sesuai dengan tujuan bisnis serta standar regulasi
yang berlaku. Hal ini mendukung upaya mereka untuk mencapai keberlanjutan keuangan,
memperluas basis nasabah, dan mematuhi regulasi perbankan.
Implementasi perlu
disesuaikan dengan karakteristik organisasi untuk memastikan keberhasilan dan
kepatuhan terhadap standar
Kesimpulan
Dari
uraian langkah-langkah implementasi ISO 31000 sebagai kerangka kerja manajemen
risiko di organisasi, terdapat beberapa kesimpulan mengenai manfaatnya:
- Pemahaman Risiko yang
Holistik:
- ISO 31000 membantu organisasi
memahami risiko secara holistik dengan mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan mengelola risiko-risiko yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan
organisasi.
- Keterlibatan Pihak Terkait:
- Melibatkan seluruh pemangku
kepentingan, baik internal maupun eksternal, dalam proses manajemen
risiko, memungkinkan pertukaran informasi yang holistik dan dukungan yang
lebih luas.
- Pembentukan Struktur
Manajemen Risiko yang Kuat:
- ISO 31000 membantu organisasi
dalam membentuk struktur manajemen risiko yang kuat dengan menetapkan
kebijakan, prosedur, dan tim manajemen risiko yang memiliki tanggung
jawab dan otoritas yang jelas.
- Efektivitas Komunikasi dan
Konsultasi:
- Meningkatkan efektivitas
komunikasi dan konsultasi di seluruh organisasi, memastikan bahwa semua
anggota memahami dan dapat berkontribusi dalam proses identifikasi dan
manajemen risiko.
- Peningkatan Identifikasi
Risiko:
- Mendorong identifikasi risiko
yang lebih efektif dan komprehensif melalui proses yang terstruktur dan
melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai tingkatan organisasi.
- Analisis dan Evaluasi yang
Mendalam:
- Memberikan kerangka kerja untuk
analisis risiko yang mendalam, termasuk penilaian probabilitas dan
dampak, serta evaluasi risiko yang memungkinkan organisasi menentukan
tindakan yang diperlukan.
- Tindakan Manajemen Risiko
yang Terinformasi:
- Membantu organisasi dalam
pengembangan strategi dan tindakan manajemen risiko yang terinformasi,
termasuk rencana mitigasi risiko dan pencegahan.
- Pemantauan dan Tinjauan
Terus-menerus:
- Menyediakan mekanisme pemantauan
yang terus-menerus dan tinjauan berkala untuk memastikan bahwa
langkah-langkah manajemen risiko tetap relevan dan efektif.
- Dokumentasi dan Pelaporan
yang Akurat:
- Mendorong dokumentasi risiko
yang akurat dan melaporkan hasil manajemen risiko kepada pemangku
kepentingan internal dan eksternal secara transparan.
- Peningkatan Berkelanjutan:
- Menyediakan landasan untuk
perbaikan berkelanjutan dalam manajemen risiko, memastikan bahwa
organisasi dapat belajar dari pengalaman dan terus meningkatkan
efektivitasnya.
- Pelibatan Pihak Terkait
Eksternal:
- Mendorong pelibatan dengan pihak
terkait eksternal seperti auditor internal, regulator, dan pemangku
kepentingan eksternal untuk memperkuat praktek manajemen risiko.
Dengan menerapkan ISO
31000, organisasi dapat memanfaatkan manajemen risiko sebagai alat strategis
untuk mencapai tujuan bisnis, meningkatkan daya tahan terhadap ketidakpastian,
dan mengoptimalkan kinerja organisasi secara keseluruhan
Oleh : Hery Purnama, SE., MM.
MCP, PMP, ITILF, CISA, CISM, CRISC, CGEIT, CDPSE, COBIT, TOGAFCDMP, CBAP, CTFL, ISO 31000, ISO 27001, ISO 20000-1
0 Komentar